Sejarah Ekonomi Austrian
Sejarah Ekonomi Austrian
Sejarah Ekonomi Mazhab Austria (Austrian School of Economics)
Mazhab Austria adalah aliran pemikiran ekonomi yang menekankan "individualisme metodologis", "peran pasar bebas", dan "skeptisisme terhadap intervensi pemerintah". Berbeda dengan Keynesianisme yang mendukung campur tangan negara, ekonom Austria percaya bahwa "mekanisme harga dan entrepreneurship" adalah kunci efisiensi ekonomi.
1. Asal - Usul Mazhab Austria (1871–Awal Abad ke-20)
a. Pendiri: Carl Menger (1840–1921)
- Buku "Principles of Economics" (1871)" menjadi dasar Mazhab Austria.
- Mengkritik teori nilai objektif (Marx & Klasik), memperkenalkan "teori nilai subjektif" (nilai barang tergantung pada preferensi individu).
- Konsep "Marginal Utility" (kegunaan marjinal) menjelaskan bagaimana harga terbentuk dari penilaian konsumen.
b. Perkembangan oleh Bohm-Bawerk & Wieser
- Eugen von Böhm-Bawerk : Mengembangkan teori "bunga kapital" (bunga muncul karena preferensi waktu - orang lebih menghargai barang sekarang daripada masa depan).
- Kritik terhadap teori eksploitasi Marxis.
- Friedrich von Wieser : Memperkenalkan konsep "opportunity cost" (biaya peluang).
2. Era Keemasan: Ludwig von Mises & Friedrich Hayek (1920 - 1940)
a. Ludwig von Mises (1881–1973)
- Karya utama : "Human Action" (1949) & "Socialism" (1922).
- Argumen utama :
- Kalkulasi ekonomi mustahil di sosialisme (tanpa harga pasar, tidak ada cara efisien mengalokasikan sumber daya).
- Siklus bisnis disebabkan oleh intervensi bank sentral (ekspansi kredit buatan).
- Pasar bebas adalah satu-satunya sistem yang koheren secara ekonomi.
b. Friedrich Hayek (1899–1992)
- Hadiah Nobel Ekonomi (1974) untuk analisis "koordinasi pengetahuan dalam ekonomi".
- Karya utama : "The Road to Serfdom" (1944) & "The Use of Knowledge in Society" (1945).
- Argumen utama :
- Pengetahuan tersebar di masyarakat - harga pasar adalah mekanisme terbaik untuk mengkoordinasikannya.
- Intervensi pemerintah (termasuk Keynesian) menyebabkan distorsi ekonomi**.
- Siklus bisnis terjadi karena suku bunga direkayasa bank sentral (Austrian Business Cycle Theory).
3. Kritik terhadap Keynesian & Perdebatan Besar (1930–1940)
- Debat Hayek vs Keynes :
- Keynes percaya pemerintah harus menstimulasi permintaan selama resesi.
- Hayek & Mises berargumen bahwa intervensi hanya memperpanjang ketidakseimbangan.
- Kritik terhadap Perencanaan Pusat : Mazhab Austria menunjukkan bahwa sosialisme gagal karena tidak ada "harga pasar" untuk mengalokasikan sumber daya.
4. Kemunduran & Kebangkitan Kembali (1950–Sekarang)
a. Dominasi Keynesian (1945–1970)
- Keynesianisme mendominasi kebijakan ekonomi pasca-Perang Dunia II.
- Mazhab Austria dianggap "terlalu ekstrem" karena menolak intervensi pemerintah.
b. Kebangkitan Neoliberal & Pengaruh Hayek (1980-an)
- Margaret Thatcher (UK) & Ronald Reagan (AS) mengadopsi beberapa ide pasar bebas ala Austria.
- Keruntuhan Uni Soviet (1991) membuktikan kritik Mises-Hayek terhadap sosialisme.
c. Mazhab Austria Modern (Murray Rothbard, Israel Kirzner)
- Murray Rothbard :
- Anarkis pasar - menolak semua bentuk negara ("anarko-kapitalisme").
- Karya : "Man, Economy, and State" (1962).
- Israel Kirzner : Teori "entrepreneurship" - inovasi muncul dari ketidaktahuan pasar.
d. Krisis 2008 & Kritik terhadap Bank Sentral
- Ekonom Austria (misal: Peter Schiff) mengkritik "Federal Reserve" karena memicu gelembung kredit.
- Bitcoin & Ekonomi Desentralisasi : Banyak pendukung crypto terinspirasi oleh ide Austria tentang uang bebas negara.
5. Pengaruh Mazhab Austria Hari Ini**
- Kritik terhadap QE & Bailout : Ekonom Austria menentang kebijakan "cetak uang" bank sentral.
- Libertarianisme & Anarko-Kapitalisme : Banyak aktivis libertarian terinspirasi Rothbard.
- Finansial Desentralisasi : Bitcoin, blockchain, dan gerakan "sound money" mengambil ide Austria tentang uang sehat.
Kritik terhadap Mazhab Austria
- Terlalu ideologis (anti-pemerintah ekstrem).
- Kurang empiris - banyak teori berdasarkan logika deduktif, bukan data.
- Tidak menawarkan solusi praktis untuk resesi selain "biarkan pasar runtuh".
Kesimpulan
Mazhab Austria memberikan perspektif unik tentang "mekanisme pasar, bahaya intervensi pemerintah, dan pentingnya entrepreneurship". Meskipun tidak dominan dalam kebijakan modern, pemikirannya tetap hidup dalam gerakan libertarian, kritik terhadap bank sentral, dan inovasi finansial desentralisasi.
