Ancaman Quantum Computer Untuk Bitcoin - Blog Rizki M Farhan
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ancaman Quantum Computer Untuk Bitcoin

 Ancaman Quantum Computer Untuk Bitcoin

Ancaman Quantum Computer Untuk Bitcoin

Quantum computer memang menjadi ancaman potensial bagi Bitcoin dan kriptografi yang mendasarinya, terutama karena kemampuannya untuk memecahkan masalah matematis kompleks yang saat ini dianggap aman oleh komputer klasik. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai ancaman quantum computer terhadap Bitcoin :

1. Serangan terhadap Kriptografi Bitcoin

* Bitcoin menggunakan ECDSA (Elliptic Curve Digital Signature Algorithm) untuk tanda tangan digital pada transaksi. Selain itu, hash function seperti "SHA-256" juga digunakan dalam pembuatan alamat Bitcoin.
* Quantum computer, khususnya algoritma Shor's algorithm, dapat memecahkan masalah logaritma diskrit pada kurva eliptik (ECDSA) dengan sangat efisien. Artinya, jika seseorang memiliki quantum computer yang cukup kuat, mereka bisa :
  • Mencuri dana dengan memalsukan tanda tangan transaksi.
  • Membongkar private key dari alamat Bitcoin yang pernah dipublikasikan (jika alamat tersebut pernah mengirim transaksi dan public key-nya terlihat di blockchain).

2. Kekuatan Quantum Computer yang Dibutuhkan

* Untuk memecahkan ECDSA (256-bit), diperkirakan diperlukan quantum computer dengan "ribuan hingga jutaan qubit yang stabil" (error-corrected qubits).
* Saat ini (2024), quantum computer terkuat hanya memiliki beberapa ratus qubit (noisy, tanpa error correction yang memadai), sehingga belum mampu menyerang Bitcoin.
Namun, perkembangan teknologi quantum computing bisa saja mencapai tahap berbahaya dalam 10 - 30 tahun ke depan.

3. Alamat Bitcoin yang Rentan

* Alamat yang pernah dipakai (reused addresses) : Jika seseorang mengirim Bitcoin dari sebuah alamat, public key-nya terekspos di blockchain. Quantum computer bisa menggunakan Shor's algorithm untuk mendapatkan private key-nya.
* Alamat baru (non-reused, P2PKH/P2WPKH) : Jika Bitcoin diterima ke alamat baru dan belum pernah dipakai untuk mengirim, public key-nya belum terekspos, sehingga masih aman dari serangan quantum (karena attacker perlu memecahkan hash SHA-256/RIPEMD-160 terlebih dahulu, yang lebih sulit bagi quantum computer).

4. Solusi untuk Mengatasi Ancaman Quantum

* Post-Quantum Cryptography : Bitcoin bisa melakukan hard-fork untuk mengadopsi algoritma kriptografi yang tahan quantum, seperti "Lamport signatures, hash-based signatures (Merkle signatures), atau lattice-based cryptography".
* Segwit & Taproot : Beberapa peningkatan protokol Bitcoin sudah mempersulit serangan quantum dengan menyembunyikan public key sampai benar-benar diperlukan.
* Penggunaan Alamat Sekali Pakai (Never Reuse Addresses) : Menggunakan alamat baru setiap menerima Bitcoin membuat public key tidak terekspos, sehingga mengurangi risiko.

5. Kesimpulan

* Ancaman quantum computer terhadap Bitcoin nyata, tetapi belum mendesak karena teknologi quantum yang ada saat ini belum cukup kuat.
* Komunitas Bitcoin punya waktu untuk beradaptasi sebelum quantum computer mencapai tingkat kematangan yang berbahaya.
* Pengguna bisa meminimalisir risiko dengan tidak menggunakan kembali alamat Bitcoin lama.

Jika quantum computer skala besar muncul di masa depan, transisi ke algoritma tahan-quantum akan menjadi prioritas utama bagi Bitcoin dan blockchain lainnya.
Rizki M Farhan
Rizki M Farhan Saya adalah seorang penulis konten artikel untuk belajar yang membahas Teknologi Layanan Pendidikan Internet.