Teori Investasi "Irrevelance of Dividen Revelance"
Teori Investasi "Irrevelance of Dividen Revelance"
Teori "Irrelevance of Dividend" atau ketidakrelevanan dividen diperkenalkan oleh Franco Modigliani dan Merton Miller (M&M) pada tahun 1961. Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak memengaruhi nilai perusahaan dalam kondisi pasar yang sempurna, yang berarti nilai perusahaan hanya ditentukan oleh arus kas operasional dan peluang investasinya, bukan oleh bagaimana laba dibagikan (dividen) atau ditahan (laba ditahan).
Asumsi Teori Irrelevance of Dividend
- Pasar Modal Sempurna
Tidak ada pajak, biaya transaksi, atau biaya emisi saham. - Investor Rasional
Investor lebih peduli pada total pengembalian (dividen + capital gain) daripada cara pengembalian itu dibagikan. - Informasi yang Sama
Semua investor memiliki akses ke informasi yang sama (no information asymmetry). - Tidak Ada Pengaruh Pajak
Tidak ada perbedaan antara pajak dividen dan pajak capital gain. - Tidak Ada Biaya Finansial Eksternal
Perusahaan dapat dengan mudah mendapatkan pendanaan dari luar tanpa biaya tambahan.
Implikasi Teori
-
Dividen tidak relevan :
Jika perusahaan membayar dividen, investor dapat menggunakan dividen itu untuk membeli lebih banyak saham perusahaan. Sebaliknya, jika perusahaan tidak membayar dividen, investor dapat menjual sebagian sahamnya untuk menciptakan "dividen buatan" tanpa mengubah total kekayaannya. -
Nilai perusahaan bergantung pada profitabilitas dan keputusan investasi :
Kebijakan dividen hanyalah distribusi laba, sehingga tidak memengaruhi kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai lebih bagi pemegang saham.
Kritik terhadap Teori
- Realitas Pasar Tidak Sempurna:
Di dunia nyata, ada pajak, biaya transaksi, dan biaya emisi saham. - Preferensi Investor:
Beberapa investor lebih memilih dividen langsung (income-seeking investors) daripada capital gain di masa depan. - Sinyal Dividen:
Perubahan kebijakan dividen sering kali dianggap sebagai sinyal kondisi keuangan perusahaan. - Kendala Pajak:
Di beberapa yurisdiksi, pajak dividen lebih tinggi daripada pajak capital gain, sehingga dividen dapat memengaruhi nilai perusahaan.
Mengapa Dividen Dianggap Tidak Penting?
- Keuntungan operasional perusahaan.
- Keputusan investasi perusahaan dalam proyek yang menghasilkan nilai.
Alasan utama dividen dianggap tidak penting :
- Jika perusahaan membayar dividen, investor dapat menginvestasikan kembali uang tersebut.
- Jika perusahaan tidak membayar dividen, investor dapat menjual sebagian sahamnya (disebut "homemade dividend") untuk menciptakan penghasilan.
Asumsi Teori
- Tidak ada pajak atau biaya transaksi.
- Investor rasional, hanya peduli pada total return (dividen + capital gain).
- Tidak ada perbedaan pajak antara dividen dan capital gain.
- Perusahaan dapat dengan mudah mendapatkan pendanaan eksternal untuk proyek baru.
- Informasi tentang perusahaan sepenuhnya transparan bagi semua investor.
Kenyataannya: Dividen Bisa Menjadi Penting
1. Preferensi Investor
2. Biaya Pajak
3. Sinyal Keuangan Perusahaan
4. Ketidakpastian
5. Biaya Transaksi
- Dalam teori : Dividen tidak penting karena nilai perusahaan ditentukan oleh profitabilitas dan keputusan investasinya, bukan oleh cara laba dibagikan.
- Dalam praktik : Dividen bisa menjadi penting karena preferensi investor, pajak, sinyal keuangan, dan ketidakpastian pasar.
Kesimpulan
Teori ini relevan untuk memahami dasar-dasar keuangan perusahaan, tetapi dalam praktiknya, keputusan dividen sering kali dipengaruhi oleh faktor pasar, kebijakan pajak, dan preferensi investor.