Apa Itu Fractional Reserve Banking ? - Blog Rizki M Farhan
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apa Itu Fractional Reserve Banking ?

 Apa Itu Fractional Reserve Banking ?

Apa Itu Fractional Reserve Banking ?

Fractional Reserve Banking adalah sistem di mana bank hanya diwajibkan menyimpan sebagian kecil dari total simpanan nasabahnya sebagai cadangan, sementara sisanya digunakan untuk memberikan pinjaman atau investasi. Sistem ini memungkinkan perbankan menciptakan uang baru dalam perekonomian melalui proses peminjaman.
Fractional Reserve Banking adalah sistem perbankan di mana bank hanya menyimpan sebagian kecil (fraksi) dari total simpanan nasabahnya sebagai cadangan kas, sementara sisanya dipinjamkan atau diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan. Sistem ini memungkinkan bank untuk menciptakan uang baru melalui proses peminjaman, sehingga memperluas jumlah uang yang beredar di perekonomian.

Karakteristik Utama Fractional Reserve Banking

  • Rasio Cadangan (Reserve Ratio) : Bank diwajibkan menyimpan sejumlah kecil simpanan dalam bentuk kas atau deposito di bank sentral. Misalnya, jika rasio cadangan adalah 10%, maka 10% dari total simpanan harus disimpan sebagai cadangan, dan 90% bisa dipinjamkan.
  • Penciptaan Uang (Money Creation) : Uang yang dipinjamkan oleh bank biasanya akan kembali ke sistem perbankan dalam bentuk simpanan, yang kemudian bisa dipinjamkan lagi. Proses ini memperbesar jumlah uang beredar tanpa mencetak uang fisik tambahan.
  • Keberlanjutan Ekonomi : Sistem ini membantu menggerakkan roda perekonomian dengan menyediakan modal bagi bisnis dan individu.

Cara Kerja Fractional Reserve Banking 

1. Cadangan Minimum : Bank sentral (seperti Bank Indonesia) menetapkan rasio cadangan minimum yang harus disimpan oleh bank. Misalnya, jika rasio cadangan adalah 10%, bank harus menyimpan 10% dari total simpanannya dalam bentuk kas atau simpanan di bank sentral.
2. Proses Peminjaman : Ketika nasabah menyimpan uang di bank, hanya sebagian kecil dari uang tersebut disimpan sebagai cadangan.
Sisanya dipinjamkan kepada individu atau bisnis lain. Uang yang dipinjamkan ini biasanya disetorkan kembali ke bank oleh pihak yang menerima pinjaman, menciptakan siklus baru.
3. Multiplikasi Uang : Uang yang dipinjamkan ini terus berputar dan sebagian besarnya kembali ke sistem perbankan, yang kemudian dapat dipinjamkan kembali. Proses ini dikenal sebagai money multiplier effect, di mana jumlah uang dalam perekonomian menjadi lebih besar daripada jumlah uang tunai sebenarnya.

Keuntungan Fractional Reserve Banking

  • Meningkatkan Likuiditas : Sistem ini memungkinkan lebih banyak uang tersedia untuk peminjaman, yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.
  • Efisiensi Modal : Bank dapat menggunakan dana yang tidak terpakai untuk menghasilkan keuntungan, misalnya melalui bunga dari pinjaman.

Manfaat

  • Efisiensi Uang : Dana yang menganggur dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi.
  • Pertumbuhan Ekonomi : Sistem ini mendukung pengembangan bisnis dan konsumsi dengan menyediakan kredit.

Risiko Fractional Reserve Banking

  • Bank Run : Jika terlalu banyak nasabah menarik simpanannya dalam waktu bersamaan, bank mungkin tidak memiliki cukup cadangan untuk memenuhi permintaan tersebut, yang dapat menyebabkan kebangkrutan.
  • Krisis Keuangan : Jika peminjam gagal mengembalikan pinjaman dalam jumlah besar, bank dapat mengalami kesulitan keuangan.
  • Krisis Likuiditas : Jika terlalu banyak nasabah menarik uang secara bersamaan, bank mungkin tidak memiliki cukup cadangan untuk memenuhinya (bank run).
  • Ketergantungan Utang : Penciptaan uang yang berlebihan dapat memicu inflasi atau krisis ekonomi jika utang tidak terbayar.

Contoh Praktis :

Jika Anda menyimpan Rp1.000.000 di bank dan rasio cadangan adalah 10%, bank hanya perlu menyimpan Rp100.000 sebagai cadangan. Sisanya Rp900.000 dapat dipinjamkan kepada pihak lain. Ketika pihak tersebut menggunakan uang itu dan menyimpannya kembali di bank lain, proses serupa terjadi, menciptakan uang baru di sistem. Contoh Sederhana :
  1. Nasabah menyimpan Rp1.000.000 di bank.
  2. Dengan rasio cadangan 10%, bank menyimpan Rp100.000 sebagai cadangan dan meminjamkan Rp900.000 kepada pihak lain.
  3. Pihak yang meminjam Rp900.000 menggunakan uang tersebut, misalnya untuk membeli barang. Uang tersebut kemudian disimpan kembali di bank lain.
  4. Bank lain menerima Rp900.000 sebagai simpanan baru, menyimpan Rp90.000 sebagai cadangan, dan meminjamkan Rp810.000.
  5. Siklus ini berulang, menciptakan efek penggandaan uang dalam sistem.

Kesimpulan 

Fractional Reserve Banking adalah salah satu pilar utama dalam sistem keuangan modern, tetapi juga memerlukan pengawasan yang ketat untuk menghindari risiko sistemik. Sistem ini adalah dasar dari keuangan modern, tetapi memerlukan pengaturan ketat untuk mencegah risiko sistemik.
Rizki M Farhan
Rizki M Farhan Saya adalah seorang penulis konten artikel untuk belajar yang membahas Teknologi Layanan Pendidikan Internet.